Senin, 30 Januari 2017

Esay bahasa Indonesia



MOSI :   Pemerintah Percaya Bahwa Adanya Kasus Kematian Yang Diakibatkan Senioritas Membuktikan Bahwa Pendidikan Di Indonesia  Gagal.


Kemalangan Dibalik Sekolahku

                        Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Pendidikan sendiri diartikan sebagai pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan  kebiasaan sekelompok yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,penelitian atau pelatihan. Tanpa kalian sadari sejak kita masih bayi atau bahkan sebelumnya kita telah mendapatkan banyak pendidikan.  hal-hal yang kita lihat, dengar dan kita rasakan sudah  memberikan kita suatu  pembelajaran. Tapi seiring bertambahnya usia, kita mampu mendapatkan banyak pendidikan dimana saja dan dari mana saja. Salah satu sarana pendidikan yang sangat diminati bahkan wajib di datangi adalah sekolah. Sekolah sendiri merupakan sarana guru untuk menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan bagi siswa-siswinya.dimana siswa-siswinya dikumpulkan disuatu tempat yang sama dan melakukan pembelajaran secara bersamaan. Disekolah sendiri kita dapat menemukan banyak sekali pendidikan yang belum pernah kita dapatkan sejak saat lahir. Pemerintah di Indonesia sendiri sangat memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Indonesia. AKAN TETAPI apakah sekolah yang mengajarkan pendidikan kepada anda itu dapat dipercayai dalam segi keamanan dan,keselamatan anda sendiri???
                        Seperti yang kita ketahui sekalian, bahwa banyak sekali kasus-kasus kriminalitas yang terjadi di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Bahkan tidak dipungkiri lagi sebagian dari kasus tersebut terjadi saat jam-jam pengajaran pendidikan sedang berlangsung. Apa saja sebenarnya yang terjadi saat pengajaran pendidikan berlangsung di sekolah???? Berdasarkan kasus-kasus yang pernah terjadi, kasus yang paling menarik dan marak dibicarakan masyarakat Indonesia ialah kematian akibat senioritas. Senioritas menurut KBBI adalah keadaan lebih tinggi dalam pangkat, pengalaman, dan usia. Dilihat dari pengartian kata senioritas sendiri sudah jelas. Bahwa senior-senior merupakan orang yang palin benar, paling tinggi tingkatannya dan mesti dihormoti oleh para juniornya yang dianggap kurang dibanding mereka. Mereka yang senior membuat regulasi-regulasinya sendiri tanpa sepengetahuan sekolah dan memaksa para juniornya untuk mengikuti segala regulasi yang dibuat para seniornya. Sebenarnya siswa-siswi yang melakukan system senioritas merupaakan korban dari system senioritas sebelumnya, dengan regulasi-regulasi yang sama dan yang mereka buat sendiri, mereka menerapkannya terhadap juniornya untuk melampiaskan kekesalan terhadap apa yang mereka dapatkan sebelumnya dari senior-senior mereka. Hal ini membuat mereka menjadi senang dan merasa puas telah melakukan senioritas. Regulasi yang sering mereka terapkan terhadap junior-junior mereka sangat bervariasi mulai dari pemberian uang untuk kepuasan para senior, pengaturan pakaian yang dikenakan juniornya karna takut kalah gaul dari juniornya, serta junior sebagai sasaran empuk untuk melampiaskan kekesalan semata atau bahkan hanya untuk memamerkan kekuatan terhadap teman-teman mereka  (pembulyan). Selain itu mereka menganggap senioritas sebagai sesuatu yang keren dan paling kekinian yang diakui dikalangan mereka. Tidak mengikuti system senioritas  berarti mereka dianggap sebagai orang yang cupu. Dengan berbagai senioritas yang terjadi membuat siswa-siswi menganggap system senioritas sebagai kultur di kalangannya sehingga banyak sekali kasus senioritas yang bermunculan mulai dari kasus senioritas ringan sampai kasus senioritas yang mengakibatkan kematian terhadap korbannya.
                        Pemerintah di Indonesia semestinya tegas terhadap system senioritas tersebut agar tidak ada lagi siswa-siswi di Indonesia yang menjadi korban. Dengan memberi hukuman dan sanksi terhadap pelaku merupakan salah satu cara agar system senioritas tidak dijadikan kultur lagi di kalangan pelajar. Hal ini pun mencerminkan bahwa pendidikan di Indonesia masih sangat kurang karena masih banyak sekali kasus kematian akibat senioritas. Kurangnya pembangunan karakter terhadap siswa-siswi yang ada di Indonesia merupakan salah satu penyebab senioritas, padahal karakter sangat penting untuk dimiliki para siswa-siswi sekarang ini. Pemerintahan hanya memikirkan bagaimana cara menciptakan siswa-siswi yang berkemampuan intelligence yang tinggi tanpa memikirkan pembangunan karakter siswa-siswi yang juga tak kala penting. Karakter siswa-siswi di Indonesia menentukan bagaimana kondisi Indonesia yang akan mendatang nantinya. Selain itu, perubahan pola pikir siswa-siswinya juga diperlukan untuk merubah bahwa system senioritas sendiri tidak ada manfaatnya sama sekali malah merugikan diri kita sendiri, Peranan dari orang tua juga diperlukan agar anak-anaknya terhindar dari perlakuan senioritas ataupun melakukan senioritas itu sendiri. Sehingga system senioritas di Indonesia dapat berkurang dan dapat mengatasi kematian akibat senioritas. Jangan sampai sekolahmu yang membunuhmu kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar