MOSI : Pemerintah Percaya
Bahwa Adanya Kasus Kematian Yang Diakibatkan Senioritas Membuktikan Bahwa
Pendidikan Di Indonesia Gagal.
Kemalangan Dibalik Sekolahku
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting
bagi masyarakat Indonesia. Pendidikan sendiri diartikan sebagai pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran,penelitian atau pelatihan. Tanpa kalian sadari sejak kita masih bayi
atau bahkan sebelumnya kita telah mendapatkan banyak pendidikan. hal-hal yang kita lihat, dengar dan kita
rasakan sudah memberikan kita suatu pembelajaran. Tapi seiring bertambahnya usia,
kita mampu mendapatkan banyak pendidikan dimana saja dan dari mana saja. Salah
satu sarana pendidikan yang sangat diminati bahkan wajib di datangi adalah
sekolah. Sekolah sendiri merupakan sarana guru untuk menyampaikan berbagai ilmu
pengetahuan bagi siswa-siswinya.dimana siswa-siswinya dikumpulkan disuatu
tempat yang sama dan melakukan pembelajaran secara bersamaan. Disekolah sendiri
kita dapat menemukan banyak sekali pendidikan yang belum pernah kita dapatkan
sejak saat lahir. Pemerintah di Indonesia sendiri sangat memfasilitasi sarana
dan prasarana pendidikan yang ada di Indonesia. AKAN TETAPI apakah sekolah yang
mengajarkan pendidikan kepada anda itu dapat dipercayai dalam segi keamanan dan,keselamatan
anda sendiri???
Seperti
yang kita ketahui sekalian, bahwa banyak sekali kasus-kasus kriminalitas yang
terjadi di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Bahkan tidak dipungkiri lagi
sebagian dari kasus tersebut terjadi saat jam-jam pengajaran pendidikan sedang
berlangsung. Apa saja sebenarnya yang terjadi saat pengajaran pendidikan
berlangsung di sekolah???? Berdasarkan kasus-kasus yang pernah terjadi, kasus
yang paling menarik dan marak dibicarakan masyarakat Indonesia ialah kematian
akibat senioritas. Senioritas menurut KBBI adalah keadaan lebih tinggi dalam
pangkat, pengalaman, dan usia. Dilihat dari pengartian kata senioritas sendiri
sudah jelas. Bahwa senior-senior merupakan orang yang palin benar, paling
tinggi tingkatannya dan mesti dihormoti oleh para juniornya yang dianggap
kurang dibanding mereka. Mereka yang senior membuat regulasi-regulasinya
sendiri tanpa sepengetahuan sekolah dan memaksa para juniornya untuk mengikuti
segala regulasi yang dibuat para seniornya. Sebenarnya siswa-siswi yang
melakukan system senioritas merupaakan korban dari system senioritas
sebelumnya, dengan regulasi-regulasi yang sama dan yang mereka buat sendiri, mereka menerapkannya terhadap
juniornya untuk melampiaskan kekesalan terhadap apa yang mereka dapatkan
sebelumnya dari senior-senior mereka. Hal ini membuat mereka menjadi senang dan
merasa puas telah melakukan senioritas. Regulasi yang sering mereka terapkan
terhadap junior-junior mereka sangat bervariasi mulai dari pemberian uang untuk
kepuasan para senior, pengaturan pakaian yang dikenakan juniornya karna takut
kalah gaul dari juniornya, serta junior sebagai sasaran empuk untuk
melampiaskan kekesalan semata atau bahkan hanya untuk memamerkan kekuatan
terhadap teman-teman mereka (pembulyan). Selain itu mereka
menganggap senioritas sebagai sesuatu yang keren dan paling kekinian yang
diakui dikalangan mereka. Tidak mengikuti system senioritas berarti mereka dianggap sebagai
orang yang cupu. Dengan berbagai senioritas yang terjadi membuat siswa-siswi menganggap
system senioritas sebagai kultur di kalangannya sehingga banyak sekali kasus
senioritas yang bermunculan mulai dari kasus senioritas ringan sampai kasus
senioritas yang mengakibatkan kematian terhadap korbannya.
Pemerintah di Indonesia semestinya tegas
terhadap system senioritas tersebut agar tidak ada lagi siswa-siswi di Indonesia
yang menjadi korban. Dengan memberi hukuman dan sanksi terhadap pelaku
merupakan salah satu cara agar system senioritas tidak dijadikan kultur lagi di
kalangan pelajar. Hal ini pun mencerminkan bahwa pendidikan di Indonesia masih
sangat kurang karena masih banyak sekali kasus kematian akibat senioritas.
Kurangnya pembangunan karakter terhadap siswa-siswi
yang ada di Indonesia merupakan salah satu penyebab senioritas, padahal karakter
sangat penting untuk dimiliki para siswa-siswi sekarang ini. Pemerintahan hanya
memikirkan bagaimana cara menciptakan siswa-siswi yang berkemampuan
intelligence yang tinggi tanpa memikirkan pembangunan karakter siswa-siswi yang
juga tak kala penting. Karakter siswa-siswi di Indonesia menentukan bagaimana
kondisi Indonesia yang akan mendatang nantinya. Selain itu, perubahan pola
pikir siswa-siswinya juga diperlukan untuk merubah bahwa system senioritas
sendiri tidak ada manfaatnya sama sekali malah merugikan diri kita sendiri,
Peranan dari orang tua juga diperlukan agar anak-anaknya terhindar dari
perlakuan senioritas ataupun melakukan senioritas itu sendiri. Sehingga system
senioritas di Indonesia dapat berkurang dan dapat mengatasi kematian akibat
senioritas. Jangan sampai sekolahmu yang membunuhmu kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar