Minggu, 18 Desember 2016

A MIRACLE OF MORINGA OLIEFERA IS A NATURAL BIOFILTER



Sub Tema : Teknologi Tepat Guna
  





A MIRACLE OF MORINGA OLIEFERA IS A NATURAL BIOFILTER
Image result for biji kelor


Disusun Oleh :
                          Nama : Fatmawati
                          Nama : Renita Evelinda S
                          Nama : Adinda Zaenela E.W








 

KATA PENGANTAR
            Segala Puji bagi Tuhan semesta alam, atas berkatnya sehingga kelompok karya tulis ilmiah ini dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan keadaan baik.
Kelompok karya tulis ilmiah mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1.    Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya sehingga kelompok karya tulis ilmiah dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2.    Kedua orang tua masing-masing anggota yang telah mengizinkan dan mendoakan kelompok karya tulis ilmiah ini.
3.    Bapak Saharuddin, S.Pd.M .M. selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Muara Badak yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk selalu maju.
4.    Ibu Etilk Setijawati S.Pd selaku pembimbing karya tulis ilmiah ini yang selalu memberikan bimbingan dan nasehat hingga selesainya karya tulis ilmiah ini.
5.    Dan semua pihak yang telah membantu kelompok karya tulis ilmiah kami untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

            Kelompok kami berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sumber referensi bagi penulis ilmiah lainnya. Ada pepatah mengatakan “Tak Ada Gading Yang Tak Retak” yang artinya bahwa segala sesuatu di dunia ini tak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kami juga menyadari bahwa makalah ini tentu masih jauh dari sempurna, sehingga disana masih ada kekurangannya bahkan kesalahannya. Sehingga kelompok kami juga membutuhkan kritik dan saran, agar kami dapat membuat karya yang lebih sempurna pada karya-karya lain.









 



 
ABSTRAK
            Wilayah Indonesia merupakan paru-paru dunia, karena di Indonesia banyak terdapat berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang berkembang biak. Di samping itu kita sebagai warga Indonesia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan tumbuhan yang ada di Negara kita. Salah satu contohnya yaitu tumbuhan kelor yang dapat kita manfaatkan sebagai penjernih air yang ramah lingkungan, karena tingkat pencemaran air merupakan masalah utama di Indonesia.
            Mengapa kita memilih biji kelor untuk dimanfaatlkan? Karena banyak warga Negara Indonesia yang masih belum mengetahui cara memanfaatkan biji kelor tersebut. Sebagian masyarakat hanya memanfaatkan daunnya dan buahnya untuk sayuran serta akarnya sebagai obat-obatan. Untuk biji kelor, masyarakat masih belum mengetahui cara pemanfaatannya sehingga biji kelor tersebut hanya dibiarkan tumbuh begitu saja dan mengering di pohonnya. Maka dari itu kelompok kami ingin memperkenalkan hasil penelitian terhadap pemanfaatan biji kelor melalui tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk pemanfaatannya sebagai penjernih air, sehingga ke depannya masyarakat dapat memanfaatkan bii kelor dengan baik dan tidak membiarkannya tumbuh mengering dengan sia-sia di pohonnya.











 
BAB I. PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang
            Air adalah komponen yang penting dalam hidup ini. Air selalu mengalir didalam setiap sendi kehidupan manusia,or untuk memenuhi kebutuhan sehari hingga Tuhan menciptakan bumi yang 2/3 bagiannya di isi oleh air. Walaupun begitu, selalu saja ada permasalahan air yang melanda di beberapa daerah di Indonesia dan salah satu penyebabnya yaitu air yang tercemar. Sebagai contoh yaitu di kecamatan Muara Badak umumnya di daerah toko 5 yang bertempat di Kecamatan daerah Muara Badak Kabupaten KU-KAR, Kalimantan Timur. Topografi daerah toko 5 terletak di pinggir sungai, namun ironisnya saat ini air sungai  di daerah  toko lima ini telah tercemar sehingga menyebabkan kekurangan air bersih  untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
            Maka dari itu, di daerah toko 5 diperlukan teknologi yang dapat mengubah air yang tercemar menjadi air yang siap dikonsumsi. Kami pun berinisiatif untuk meneliti dan membuat teknologi yang ramah lingkungan untuk memfilter air yang tercemar menjadi air bersih dengan menggunakan bahan utama yaitu biji kelor. Biji kelor ini mampu memisahkan kuman dari air karena biji kelor ini mengandung zat aktif rhamnosyloxybenzil isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir  partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air sehingga air yang awalnya keruh menjadi jernih dan bisa dipakai untuk mandi, mencuci bahkan untuk diminum.


1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan karya tulis ini, terlebih dahulu kelompok kami membutuhkan rumusan masalah. Adapun bentuk perumusan masalah tersebut adalah “ Bagaimana Proses Pembuatan Penjernih Air dengan Biji  Kelor”


                                                                                                                                                                                       
1.3 Tujuan
Tujuan ditulisnya karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengikuti lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMP yang diselenggarakan oleh Pekan Fisika XVII dengan tema “ Peran Fisika Dalam Menciptakan Teknologi Ramah Lingkungan”.
Sedangkan secara khusus tujuan dituliskannya karya tulis ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pemanfaatan biji kelor sebagai penjernih air yang alami dan ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari

1.4 Inovasi
Biasanya masyarakat banyak menggunakan alat penjernih air yang banyak mengandung nsure kimia dan memakai listrik. Tetapi sekarang kita bisa mengurangi pemakaian alat yang menggunakan energi listrik tersebut dengan menggunakan penjernih air dari biji kelor yang bersifat alamiah dan ramah lingkungan tanpa menggunakan listrik dan lainnya. Selain proses penjernihannya yang mudah, biji kelor pun tidak memerlukan biaya yang mahal karena biji kelor sekarang terdapat di berbagai daerah.

1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini adalah :
            1. Mengetahui proses pembuatan penjernih air dengan biji kelor.
            2. Mengetahui manfaat dari penjernih air dengan biji kelor.




                                                                                                                 
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tumbuhan Kelor
                “Dunia Tak Selebar Daun Kelor”, adalah sepenggal pribahasa yang sering kita dengar dari orang tua kita dahulu. Namun siapa sangka bahwa banyak dari kita yang tidak tahu tentang tanaman kelor tersebut. Tanaman Kelor (Moringa Oleifera) ternyata tersebar di berbagai belahan dunia yakni di Afrika, Amerika Latin, untuk Asia di anak benua India dan kawasan Asia Tenggara. Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau marongghi (Moringa oleifera), berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan Asia.
                Tanaman kelor sendiri merupakan perdu dengan tinggi bisa sampai 10 meter, berbatang lunak dan rapuh dengan daun sebesar ujung jari, berbentuk bulat telur dan tersusun majemuk. Tanaman Kelor tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun dengan warna bunga putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau, buah kelor berwarna hijau dan keras yang disebut juga klentang (jawa) keluar sepanjang tahun dengan bentuk segitiga memanjang dengan panjang bisa sampai 120 cm, getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (jawa).

2.2 Pemanfaatan Biji Kelor
Tumbuhan kelor terdiri dari akar, batang, buah, biji (didalam buah), ranting, dan daun.
Akar dari tumbuhan kelor biasanya digunakan sebagai bahan obat-obatan, maka dari itu banyak masyarakat pedesaan menanam tumbuhan kelor di depan rumahnya sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk dijadikan bahan obat-obatan. Daun kelor dimanfaatkan sebagai sayur untuk dikonsumsi. Sedangkan biji kelor bisa dimanfaatkan sebagai penjernih air yang alami, tetapi masih banyak masyarakat belum tahu tentang pemanfaatan biji kelor ini, dan penjernih air dengan biji kelor ini pun belum terkenal di seluruh Indonesia bahkan dunia.
Maka dari itu kami pun ingin memperkenalkan hasil penelitian kami tentang biji kelor yang dapat digunakan sebagai penjernih air yang bersifat alami. Biji kelor ini mengandung kimia yang sangat sedikit dan kandungan kimianya pun berfungsi untuk untuk menggumpalkan kotoran yang terkandung dalam air yang akan disaring. Jadi aman untuk
                                                                                               
 digunakan sebagai perjernih air alami dibandingkan penjernih air                                                    lainnya yang berasal dari pabrik, karena penjernih air dari pabrik-pabrik banyak mengandung bahan kimia dan tidak baik untuk kesehatan tubuh manusia.

2.3 Proses Penjernihan Air dengan Biji Kelor
            Adapun proses penjernihan air dengan biji kelor, yaitu :
      1. Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih.
     2. Biji berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa.
      3. Bubuk biji kelor tersebut disaring agar terpisah dari kulit yang masih menyatu dengan biji kelor, agar kita mendapatkan bubuk yang sangat halus.
      3.       Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya.
      4.       Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).
      5.       Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta.
      6.      Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih.
      7.       Tambahkan ke dalamnya 200 ml lagi air bersih.
      8.       Lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
      9.      Saringlah larutan yang telah tercampur dengan gumpalan biji kelor tersebut melalui kain kasa.
      10.   Masukkan filtratnya ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya.
      11.  Kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
      12.  Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air.
                                                                                                               
      13.  Diamkan dan biarkan selama kurang lebih 1 jam
      14.  Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.
      15. Pemurnian lebih lanjut masih perlu dilakukan, baik dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana.


2.4 Keunggulan dan Kelemahan dari Penjernih Air dengan Biji Kelor
            1. Keunggulan :
1)      Caranya sangat mudah.
2)       Tidak berbahaya bagi kesehatan.
3)      Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan, kekuning-kuningan atau ke abu-abuan).
4)      Kualitas air lebih baik , karena :
a. Kuman berkurang.
b. Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang.
c. Air lebih cepat mendidih.
5)       Produk yang dihasilkan bersifat alami yang ramah akan lingkungan dan dapat mengurangi pemanasan global.

2. Kelemahan :
1)      Kelor tidak terdapat disemua daerah.
2)       Air hasil penjernihan dengan biji kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan  dalam jangka waktu yang lama.
3)      Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil
4)      Pengeringan biji kelor harus sempurna, apabila pengeringan ”tidak sempurna” (kekurangan oksigen) biji kelor akan kurang efektif dalam mengikat koloid partikel dalam air.
5)      Air hasil filtrasi dengan biji kelor masih perlu pemurnian lebih lanjut, baik dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana


                                                                                                   
 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Melakukan Penelitian Secara Langsung
1.      Mencari tempat yang terdapat pohon biji kelor.
2.      Mengambil buah kelor dari pohon.
3.      Memisahkan biji dari buah kelor .
4.      Melakukan penelitian melalui beberapa tahap yang kami jelaskan di bab 2.
5.      Mencatat data hasil penelitian.
6.      Mendokumentasikan proses-proses penelitian.
3.1.2 MENCARI INFORMASI DARI TINJAUAN PUSTAKA DAN INTERNET
1.      Mencari buku dan referensi yang memuat informasi tentang tumbuhan biji kelor.
2.      Mencatat materi-materi yang diperlukan.
3.      Melalui wawancara yang pernah menggunakan biji kelor
4.      Pengujian biji kelor.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
            4.1 Data Hasil Percobaan
NO
Volume Air (l)
Massa Bubuk Kelor (g)
WAKTU
15 Menit
30 Menit
45 Menit
1 Jam





1.





1





0.1
Warna air mulai terlihat agak jernih dibandingkan warna air 15 menit yang lalu, tetapi endapan kotoran belum terlihat



Warna air lebih jernih dari sebelumnya
Warna air mulai terlihat jauh lebih jernih dan sudah terdapat sedikit endapan kotoran didasar air
 Warna Air terlihat jernih dan endapan kotoran sudah berkumpul dibagian dasar air






2.






1






0.2
Tidak ada perubahan yang terjadi saat 15 menit berlalu
Air yang terlihat agak jernih akan tetapi, tidak sejernih Vair dengan massa 0,1g
Mulai jernih ( tidak sejernih Vair dengan Massa 0,1)
5
Lebih jernih dari sebelumnya dan endapan kotoran didasar air pun mulai terlihat akan tetapi tidak sejernih massa 0,1g



3.



1



0.3
Tidak ada banyak perubahan warna masih sama dengan warna air 15 menit yang lalu
Air agak jernih tetapi tidak sejernih Vair dengan massa 0,1g
Mulai jernih
(tidak sejernih 0,1g)
Pada akhirnya air tidak sejernih Vair dengan 0,1g





4.





1





0.5
Warna air masih sama seperti 15 menit lalu
Tidak banyak perubahan yang ditimbulkan warna masih sama seperti 30 menit yang lalu
Warna air jernih tetapi tidak sejernih dengan Vair yang lainnya
Air mulai jernih dan mulai terlihat endapan kotoran didasar air tetapi tidak sejernih air dengan Vair yang lainnya.














Dari data hasil percobaan tersebut. Kami memperoleh hasil bahwa bubuk biji kelor yang telah dibuat menjadi pasta dicampurkan dengan sedikit air bersih agar menjadi campuran homogen. Setelah menjadi campuran homogen, campuran antara air dan bubuk kelor tersebut dimasukkan kedalam air yang akan dijernihkan.
1. Percobaan pertama      : Volume air yang digunakan 1 l  dengan massa bubuk kelor          0,1 g, yang menghasilkan warna air lebih jernih dibandingkan percobaan menggunakan massa bubuk kelor 0.2 g, 0.3 g, maupun 0.5 g.

2. Percobaan kedua      : Volume air yang digunakan sama seperti percobaan pertama,
                                       akan tetapi massa bubuk kelor yang digunakan lebih banyak
                                       yaitu 0,2 g, yang menghasilkan warna air agak putih dan      kurang jernih.
3. Percobaan ketiga      : Volume air yang digunakan masih sama seperti percobaan sebelumnya, dengan massa 0.3 g, yang menghasilkan perubahan warna air lebih putih dari percobaan kedua dan terdapat banyak endapan kotoran di bagian dasar air.
4. Percobaan keempat : Volume air sama seperti percobaan sebelumnya dengan massa 0.5 g. Dari percobaan ini menghasilkan perubahan warna air agak putih kekuningan, dan banyak terdapat endapan kotoran di dasar air.
Dari hasil percobaan ini diketahui bahwa hasil penjernihan air yang paling jernih pada percobaan pertama dengan volume air 1 l dan massa bubuk kelor 0.1 g.Air yang awalnya berwarna kuning menjadi jernih, air yang dijernihkan pun tidak berbau dan aman bagi kesehatan karena tidak menggunakan tambahan dari bahan kimia.









BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Jika menggunakan volume air sebanyak 1 l hanya membutuhkan 0.1 g bubuk kelor untuk mendapatkan hasil pernjernihan yang baik, karena air yang dihasilkan lebih jernih dibandingkan percobaan mengunakan massa bubuk kelor sebanyak 0.2 g, 0.3 g, maupun 0.5 g.
2.      Air yang dihasilkan dari penjernihan dengan bubuk kelor terlihat jernih dan tidak berbau seperti menggunakan obat air.
3.      Penjernih air dengan bubuk kelor aman untuk kesehatan karena tiak menggunakan bahan kimia.


5.2 Saran
            Untuk mengatasi kurangnya air bersih di lingkungan sekitar, kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan kita, contohnya tumbuhan kelor. Tumbuhan ini mempunyai biji yang dapat diolah menjadi penjernih air alami, karena biji kelor mengandung  zat aktif rhamnosyloxybenzil isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir  partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air. Dan kita tidak bergantung lagi kepada obat air yang lebih mahal dan memliki resiko bagi kesehatan tubuh.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar